Perpustakan merupakan sebuah unsur yang seolah tak bisa
dipisahkan dari sebuah lembaga pendidikan. Masalah penting atau tidaknya maupun
persoalan apakah ia menjadi sebuah unsur pokok atau sekedar pelengkap?
merupakan sebuah pertanyan yang sulit untuk dipecahkan. Sebab dimanapun lembaga
pendidikan dewasa ini sekurangnya lembaga tersebut punya sebuah ruangan kecil
yang bisa disebut sebagai pustaka.
Demikian halnya MTI Candung,
sebagai sebuah kelembagan yang berkiprah dibidang pendidikan, MTI punya sebuah
ruang besar yang terdiri dari dua lokal yang sudah dibolongkan yang di depan
pintu masuknya ada tulisan MAKTABAH SYEIKH SULAIMAN ar-RASULI.
Bercerita
mengenai Pepusatakan ini, dulunya sekitar tahun 1992,salah satu ruangan
perpustakan ini merupakan Kantor Majlis Guru. Pada masa itu perpustakan MTI
boleh dibilang belum ada. Memang ada sebuah ruangan yang dikhususkan untuk penyimpanan
buku-buku, yaitu sebuah ruangan kecil yang terletak bersebelahan dengan Kantor
Kepala Sekolah yang sekarang , berlokasikan di sebelah kanan Gang menuju lantai
2 Gedung B yang dalam masa terakhir ini ruangan itu digunakan sebagai kamar
istirahat jasa pembersih sekolah.Namun
ruangan kecil ini dulunya hanya terdiri dari tumpukan buku yang memang sudah
diperhatikan tapi belum bisa disebut Perpustakan. Sebab belum menjadi sebuah
ruangan yang buka hampir tiap hari dikunjungi dan dijadikan tempat mengambil
referensi.
Kemudian
beberapa tahun setelah itu barulah MTI Candung mulai berbenah masalah
perpustakan. Mengiringi selesainya bangunan bertingkat tiga dekat makam Syeikh
Sulaiman ar-Rasuli yang sekarang ini ruangan itu digunakan sebagai kantor majlis
guru Madrasah Tarbiyah Islamiyah Candung , dan juga demi menyikapi datangnya
buku-buku bantuan dari DEPAG(Departemen Agama) baik itu berbentuk buku-buku
pelajaran Tsaniwiyah dan Aliyah maupun buku lainya.
Dalam menyikapi berbagai kondisi
tersebut maka MTI Candung sebagai sebuah lembaga pendidikan mulai menyiapkan
sebuah ruangan perpustakan. Dalam hal ini civitas academika MTI Candung memilih
sebuah ruangan yang bersebelahan lansung dengan ruangan kantor majlis guru
dulunya, yang mana ketika itu ruangan ini terbagi dua dengan dibatasi oleh
dinding beton. Ketika itu barulah ada pegawai tetap yang khusus mengurusi
bidang perpustakan.
Pada masa itu antara kantor guru
yang terletak di bagian depan dan perpustakan yang berada di ruangan belakang
terdapat sebuah pintu tembus yang langsung menjuru menuju ruangan perpustakan
tersebut. Dan untuk mencapai pintu itu dari pintu depan, pengunjung mesti
terlebih dahulu melewati sebuah jalan yang disiapkan dalam ruangan majlis guru dengan
sedikit dibatasi dinding kaca.
Kemudian beberapa tahun setelah
itu mungkin disebabkan bertambahnya jumlah majelis guru sehingga perluasan
ruangan ataupun karena jumlah buku-buku semakin membanjir. Maka perputakan
Madrasah tarbiyah islamiyah candungpun dipindahkan ke lantai satu gedung C,
tepatnya local C-1 .sebuah local yang berada dekat jenjang yang mengarah
ke lantai 2 gedung C.
Ruangan yang dulunya dijadikan
sebagai perpustakanpun dibolongkan dan dijadikan sebagai perluasan kantor
majlis guru. Tak berapa lama setelah itu, buku-buku perpustakanpun bertambah
banyak, maka demi perluasan dirobohkan pulalah dinding tembok yang membatasi
antara perpustakan (ruangan C-1) ruangan C-2 yang sebelumnya digunakan sebagai
local belajar.
Sampai sa`at ini perpustakan MTI Candung yang
terdiri dari 2 lokal yang sudah disulap menjadi sebuah ruangan panjang
tersebut, masih eksis menyiapkan buku-buku pelajaran santri(anak siak), kutubit
turast(kitab kuning) dengan judul dan wajah tampilan yang beragam, dan beragam
buku lainya yang mengkaji masalah kemasyarakatan, sains dan penidikan, teologi,
wawasan al-qur`an dan objek kajian lainya.
Perpustakan MTI Candung sa`at ini dikelola oleh seorang
pegawai pustaka dengan beragam kunjungan setiap harinya yang terdiri dari para
santri(anak siak) seluruh civitas akademika MTI Candung maupun terkadang tamu dari luar seperti alumni misalnya.
Namun beberapa decade terakhir
ini perpustakan MTI Candung sudah mulai terlihat sempit dengan bertambahnya
buku-buku dan kitab-kitab baru.
0 komentar :
Posting Komentar